Jumat, 02 Maret 2012

TUGAS 3


FINI ERNA DEWI

12110786
2KA26
MATA KULIAH : TEORI ORGANISASI UMUM 2



A. Pengertian pendapatan
Jika kita bicara tentang ekonomi, pasti ada yang namanya pendapatan ataupun pengeluaran,,, nah kita harus tahu apa itu pendapatan secara harfiahnya,, setelah saya cari tahu di internet,, ternyata pengertian pendapatan itu bntanyak banget yang mengungkapkan apaitu pendapatan,,,
pengertian pendapatan diantanya sebagai berikut:
1. Dalam literatur akuntansi terdapat beberapa pengertian atau definisipendapatan, antara lain adalah:
a. Menurut Niswonger (1992:22) Pendapatan adalah jumlah yang ditagih kepada pelanggan atas barangataupun jasa yang diberikan kepada mereka. Pada buku yang sama, Niswonger (1992:56) juga menjelaskan pendapatansebagai berikut:
Pendapatan atau revenue merupakan kenaikan kotor atau gross dalammodal pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagangan,pelaksanaan jasa kepada pelanggan atau klien, penyewa harta,peminjam uang, dan semua kegiatan usaha serta profesi yangbertujuan untuk memperoleh penghasilan.
b. Menurut PSAK nomor 23 paragraf 6 adalah sebagai berikut:
pengertian Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yangtimbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arusmasuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal darikontribusi penanaman modal.8
c. Menurut Accounting Terminology Bulletin No. 2 yang dikutip dalam bukuHarahap (1999:39):
Pendapatan berasal dari penjualan barang dan pemberian jasa dandiukur dengan jumlah yang dibebankan kepada langganan, klaim atasbarang dan jasa yang disiapkan untuk mereka. Juga termasuk laba daripenjualan atau pertukaran asset (kecuali dari surat berharga), hakdividen dari investasi dan kenaikan lainnya pada equity pemilik kecualiyang berasal dari modal donasi dan penyesuaian modal. Dari pendapat ini dapat disimpulkan bahwa secara luas pendapatandianggap termasuk seluruh hasil dari perusahaan dan kegiatan investasi.Dalam hal ini termasuk juga perubahan net asset yang timbul dari kegiatanproduksi dan dari laba rugi yang berasal dari penjualan aktiva dan investasi,kecuali kontribusi modal dan penyesuaian modal.
d. Menurut
Financial Accounting Standard Board yang dikutip oleh Harahap(1999:58) Definisi pendapatan adalah arus masuk atau peningkatan nilai aset darisuatu entity atau penyelesaian kewajiban dari entity atau gabungandari keduanya selama periode tertentu yang berasal dari penyerahan/produksi barang, pemberian jasa atas pelaksana kegiatan lainnya yangmerupakan kegiatan utama perusahaan yang sedang berjalan. Dari beberapa definisi yang terdapat diatas, dapat disimpulkan bahwapendapatan adalah kenaikan gross /kotor dari keuntungan ekonomi selamasuatu periode dari aktivitas utama perusahaan yang menyebabkan kenaikanekuitas tetapi bukan disebabkan dari kontribusi penanaman modal.
2. Pengakuan Pendapatan Secara Umum
Pendapatan merupakan salah satu komponen penting laporan keuangan.Namun permasalahan utama dalam akuntansi untuk pendapatan adalahmenentukan saat pengakuan pendapatan. Dalam Statement of Financial

Pengakuan Pendapatan Secara Umum

Pendapatan merupakan salah satu komponen penting laporan keuangan. Namun permasalahan  utama dalam akuntansi untuk pendapatan adalah menentukan saat pengakuan pendapatan. Dalam Statement of Financial  Accounting Concept  No. 5 disebutkan bahwa pengakuan pendapatan umumnya terjadi ketika :
1.     Pendapatan Telah Direalisasikan, Pendapatan dapat direalisasikan bila aktiva yang didapat atau diterima dari suatu pertukaran dapat dipertukarkan secara cepat dengan sejumlah uangkas atau klaim terhadap kas.
2.     Pendapatan Telah Dihasilkan,Pendapatan telah dihasilkan karena sebagian besar proses untuk menghasilkan laba telah diselesaikan.
General Accepted Accounting Principles (GAAP) menyimpulkan bahwapendapatan baru dapat diakui dalam laporan keuangan bila memenuhi kriteria sebagai berikut:
1.     Nilai ekonomis harus sudah ditambahkan kepada produknya.
2.     Jumlah/nilai pendapatan harus dapat diakui.
3.     Pengukuran harus dapat diuji dan relatif bebas dari bias.
4.     Expense/ beban yang terkait harus dapat ditaksir dengan cukup akurat.

Pengukuran Pendapatan

Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima.  Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan  oleh persetujuan  antara perusahaan dan pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon barang yang diperbolehkan oleh perusahaan.
Pada umumnya, imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas yang diterima atau dapat diterima. Namun, bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang dapat diterima(Pernyataan Standar Akuntansi No. 23, 1999: paragraf 8-10).
Ada dua interpretasi utama yang muncul dari konsep pendapatan inimenurut Belkaoui, (1997:199), yaitu:
1.     Potongan tunai (cash discounts) dari setiap pengurangan dalam harga yang tetap, seperti kerugian piutang yang tidak tertagih, merupakan penyesuaian yang diperlukan untuk menghitung ekuivalen  kas netto yang sebenarnyaatau nilai diskont tunai dari klaim uang, sehingga harus dikurangkan ketika menghitung pendapatan.
2.     Untuk transaksi bukan kas, nilai pertukaran (exchange value) ditetapkansama dengan nilai pasar yang wajar dari penggantian yang diberikan atau diterima, mana yang lebih mudah dan lebih jelas untuk dihitung.

Metode Pengakuan Pendapatan

Menurut Skousen (1995: bab 18), ada beberapa variasi metode pengakuanpendapatan berdasarkan saat terjadi transaksi penjualan, yaitu:
Sebelum Penyerahan Barang dan Jasa
Dalam peristiwa ini, biasanya terjadi apabila periode konstruksi atau pembuatan barang yang akan dijual atau periode pelaksanaan jasa relatif lama yaitu lebih dari satu tahun.
Metode pengakuan pendapatan yang dapat dipergunakan, antara lain :
1.     Metode kontrak selesai (completed-contract ).Metode ini hanya akan digunakan  apabila suatu  perusahaan mempunyai kontrak  jangka pendek, apabila kondisi-kondisi untuk menggunakan akuntansi persentase penyelesaian tidak dipenuhi, atau apabila ada ketidakpastian yang melekat dalam kontrak di luar resiko bisnis yang normal.
2.     Metode persentase penyelesaian (percentage-of-completion) Menurut metode ini, perusahaan akan mengakui pendapatan dan biaya sesuai dengan kemajuan perusahaan  dalam  menyelesaikan kontrak dan tidak menangguhkan pengakuan unsur-unsur ini sampai kontrak diselesaikan.
Sesudah Penyerahan Barang atau Pelaksanaan Jasa
Dalam peristiwa ini, pendapatan dapat diakui dengan beberapa metode,yaitu:
1.     Metode Full Accrual, Berdasarkan metode ini, pendapatan dari penjualan diakui penuh tanpa memperhatikan apakah pembayaran sudah diakui seluruhnya atau masih sebagian, asalkan sudah memberi uang muka.
2.     Metode Penjualan Cicilan, Menurut metode ini, pendapatan lebih baik diakui ketika kas diterima daripada saat penjualan.
3.     Metode Perolehan Kembali Harga Pokok (Cost Recovery Method ). Menurut metode ini, tidak ada laba yang diakui untuk suatu penjualan sampai harga pokok barang  yang dijual  diperoleh kembali  melalui penerimaan kas. Setelah itu, semua penerimaan berikutnya dilaporkan sebagai pendapatan.  Metode ini hanya digunakan apabila keadaan-keadaan yang melingkupi suatu penjualan sangat tidak pasti sehingga pengakuan yang lebih awal tidak mungkin dilakukan.
4.     Metode Kas, Menurut metode ini, semua biaya dibebankan sebagai beban (expense ) ketika  dikeluarkan dan pendapatan diakui ketika penerimaan kas dilakukan. Metode pengakuan pendapatan dan biaya yang ekstrim ini hanya akan tepat bila tingkat kepastian dari kerugian  potensial atas suatu kontrak tidak dapat ditaksir. Metode ini, jarang digunakan dalam penjualan barang dagangan dan real estate karena hak untuk mengambil kembali akan memberikan nilai yang sangat besar bagi penjual.

 

Konsep pendapatan ekonomi

Disisi lain, para ekonom menyadari income sebagai rangkaian pengalaman jiwa seseorang i.e, keceriaan atau peristiwa tertentu dari berbagai orang lebih dari sekedar sebuah entitas(Fisher1930).Faktanya menurut dia,sebuah entitas artifisial seperti bisnis tidak bisa mendapatkanincome karena bisnis tidak memiliki kesadaran. Konsumsi sebagai kebutuhan absolute menurut konsepFisher menjadi sangat penting sampai-sampai ia tidak mengakui tabungan sebagai income karena ia menganggap tabungan hanya sebagai konsumsi potensial, dimana tidak ada kegembiraan yang dirasakan mengenai itu. Meskipun begitu ekonom selanjutnya mengadopsi konsep income personalnya pada entitas bisnis dengan memasukkan tabungan dalam konsumsi sebagai bagian income.

Semenjak kegembiraan seseorang adalah subjektif dan tidak dapat diukur secara langsung, Fisher memperkirakannya dengan mundur dua langkah dibelakang income kegembiraan pada biaya hidup atau ukuran riil pendapatan i.e nilai moneter akhir konsumsi barang fisik dan jasa di dunia luar.
Hicks (1946) memperluas konsep income ekonomi dengan apa yang kita sekarang kenal sebagai maintenance of capital intact, sebelum income lainnya dimasukkan. Mengikuti ide bahwa “ kalkulasi income dalam praketek adalah untuk memberi seseorang indikasi berapa jumlah yang bisa ia konsumsi tanpa menjadikan ia miskin”, ia mengenalkan konsep well-offmess sebagai dasar perkiraan income seseorangnya Fisher. Menurut dia, income adalah: “the maximum value which ..(a person) can consume during a week and still expect to be as well off at the end of the week as he was in the beginning”
Definisi yang baik ini memaksa agar modal harus di kembalikan sebelum income dapat dikalkulasi, namun bagaimanakah well-offness ini didefinisikan, dijawab oleh Hicks sendiri, ia lebih jauh mengelaborasi dan mengoprasionalkan well-offness-(kondisi terbaik) nya dalam bebarapa perkiraan i.e.
1) Di bawah kondisi bunga tidak berubah dan ketiadaan inflasi
2) Dibawah bunga yang berubah tapi tidak ada inflasi.
3) Dibawah tingkat suku bunga tetap (fixed rate) dengan inflasi
Dengan mendefinisikan income kedalam beberapa keadaan ini.
Pada kondisi pertama, income didefinisikan menjadi jumlah maksimun yang bisa dibelanjakan selama beberapa periode tertentu, jika terdapat ekspektasi untuk mempertahankan nilai modal tetap masuk (dalam bentuk uang) secara utuh.
Kondisi kedua income didefinisikan sebagai jumlah maksimum seseorang yang dapat dibelanjakan selama periode tertentu dan tetap dapat memblanjakannya dengan jumlah yang sama pada tiap periode berebada. Definisi ini mengurangi kondisi pertama 1) ketika suku bunga tetap.
Dalam kondisi ketiga income didefinisikan jumlah yang bisa dibelanjakan seseorang dalam periode tertentu dan tetap dapat membelanjakannya dalam jumlah sama pada minggu berikut.
Income economi kemudian dapat ditulis dengan persamaan berikut:
Ye= C+Kt-Kt-1 dimana
Ye = economic income
C = Consumtion
Kt dan Kt-1 adalah modal di akhir dan diawal periode secara berturut-turut yang diukur dengan present value cash flow masa depan pada saat t dan t-1.
Hal ini dapat diperbandingkan dengan income akuntansi Ya = Rt-Rt-1 +D dimana Rt dan Rt-1 adalah modal residual di awal dan diakhir periode dan D adalah deviden yang didistribusikan kepada pemilik. Meskipun persamaan tersebut sama, income ekonomi adalah hasil evaluasi modal di awal periode sebagai kapitalisasi nilai yang akan diterima dimasa mendatang, sebaliknya income akuntansi yang dihasilkan dari proses memperbandingkan menghasilkan dalam bentuk modal residual. Oleh karena itu dalam ekonomi, income adalah residu i.e para ekonom memasukkan modal untuk mengukur income dimana dalam akuntansi tradisional, capital adalah residual setelah income dihitung.
Ekonomi pada keadaan ketidakpastian di istilahkan dengan ideal income (Lee, 1985). Dalam “dynamic economy” meminjam istilah Alexander (1977), dimana nilai mengalami perubahan karena perubahan harga dan ekspektasi masadapan, income tidak dapat di hitung secara objektif oleh karena itu hal ini tidak dapat dipraketekkan dalam dunia bisnis. Memprediksikan jumlah dan waktu cash flow serta pilihan kesesuaian tingkat diskon (yang bergantung pada preferensi individu dan ketersediaan alternative investasi) memperkirakan opportunity cost sebuah entitas dapat menghadirkan masalah. Lebih jauh dalam income ekonomi, diasumsikan bahwa tingkat pengembalian modal termasuk cash flow realisasi diinevestasikan kembali pada tingkat diskon (discount rate). Hal ini menjadikan reinvestment dapat dilakukan dan tingkat suku bunga dalam keadaan konstan. Walaupun begitu hal ini tidak terjadi dalam dunia nyata yang mengandung ketidakpastian dan akan menuju pada unexpected gains (merujuk pada lee 1985). Pengulangan kembali reinvestasi pada periode berikutnya menambah permasalahan ini. Akhirnya terdapat masalah dengan asumsi constant well-offness yang tidak realistis, karena dalam kenyataan seseorang atau bisnis akan memiliki satu dari tujuannya adalah pertumbuhan modal. Disamping fakta bahwa pertumbuhan dapat di masukan kedalam model ekonomi (e.g model pertumbuhan deviden Gordon). Prediksi tingkat pertumbuhan dapat membuyarkan masalah.
Namun, income ekonomi secara teoritis dapat dianggap sebagai model income paling sempurna, karena nilai modal tidak terbantahkan berhubungan dengan arus kas. Nila modal juga memasukkan sumber daya manusia dan fisik dari sebuah entitas yang mendasari modal. Hal tersebut (ex ante income ekonomi) juga merefleksikan ‘guidance to prudent conduct’ i.e jumlah maksimum pemilik modal yang dapat dikonsumsi (atau dividen perusahaan yang didistribusikan) tanpa menggangu modal dan konsumsi masa depannya. Penilaian ini didasarkan pada prediksi arus kas masa depan sesuai untuk pengambilan keputusan (ini adalah dasar teknik penilaian discounted cash flow investasi dalam manajemen akuntansi). Income ekonomi juga memperhitungkan factor waktu (keuntungan ekonomi potensial menjadi lebih berharga sebagai realisasi relevant terdekat). Akhirnya tingkat pengembalian modal dispesifikasi sebagai panduan penginvestasioan kembali dan capital maintenance (Lee 1985).

Terkait tentang Konsep pendapatan ekonomi :

§  Konsep akuntansi pendapatan

Definisi tradisional income atau profit oleh akuntan adalah surplus yang dihasilkan dari akitifitas bisnis, hasil dari siklus cash-to cash operasi ...

§  Pentingnya Pengukuran Pendapatan

Dalam akuntansi konvensional, penentuan income atau ‘keuntungan’ adalah salah satu fungsi utama akuntansi sebagai penentu perpindahan kekayaan antar seseorang. Contohnya, ...

§  Income variable

Perubahan ekspektasi pada kondisi ketidak pastian akan menyebabkan keuntungan dan kerugian yang tak terduga terkait dengan perubahan harapan. Hal ini ...

§  Capital dan Capital maintenance

Dalam akuntansi, capital (modal) dapat dikatakan sebagai kumpulan asset tangible (berwujud) dan intangible (tidak berwujud), keduanya dapat berbentuk moneter dan ...

§  Business income

Business income berusaha untuk mengoreksi kekurangan dari akuntansi tradisonal income yang muncul terkait dengan prinsip realisasi dan konsep konservatifnya serta ...
Sumber :

B. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional

a. Metode Output (Output Approach) atau Metode Prduksi
Menurut metode ini PDB adalah total output (produksi) yang dihasilkan oleh suatu perekonomian. Cara perhitungan dalam praktik adalah dengan membagi-bagi perekonomian menjadi beberapa sektor produksi (industrial origin).

NT = NO-NI
dimana :
NT = nilai tambah
NO = nilai output
NI = nilai input antara

Dari persamaan diatas sebenarnya dapat dikatakan bahwa proses produksi merupakan proses menciptakan atau meningkatkan nilai tambah.Aktivitas produksi yang baik adalah aktivitas yang menghasilkan NT>0. dengan demikian besarnya PDB adalah :

PDB = n jumlah i=1 NT
dimana :
i = sektor produksi ke 1,2,3....,n

b. Merode Pendapatan (Income Approach)
Metode pendapatan memandang nilai output perekonomian sebagai nilai total balas jasa atas faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Hubungan antara tingkat output dengan faktor-faktor produksi yang digunakan digambarkan dalam fungsi produksi sederhana dibawah ini.

Q = f(L,K,U,E)
dimana :
Q = output
L = tenaga kerja
K = barang modal
U = uang/finansial
E = kemampuan enterpreneur atau kewirausahaan

Balas jasa untuk tenaga kerja adalah upah atau gaji. Untuk barang modal adalah pendapatan sewa. Untuk pemilik uang/aset finansial adalah pendapatan bunga.Sedangkan untuk pengusaha adalah keuntungan. Total balas jasa atas seluruh faktor produksi disebut Pendapatan Nasional (PN).

PN = w + i + r + ......
dimana :
w = upah/gaji (wages/salary)
i = pendapatan bunga (interest)
r = pendapatan sewa (rent)
Menurut pendapat lain :
Ada tiga pendekatan dalam menghitung pendapatan nasional, yaitu sebagai berikut ;
  1. Pendekatan pendapatan. Dalam pendekatan ini,pendapatan nasional diperoleh dari penjumlahan kompensasi untuk pekerja,keuntungan perusahaan,pendapatan usaha perorangan,pendapatan sewa,dan bunga netto
  2. Pendekatan produksi.Dalam pendekatan ini,pendapatan nasional diperoleh dari penjumlahan nilai tambah seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor di dalam perekonomian
  3. Pendekatan pengeluaran.Dalam pendekatan pengeluaran,pendapatan nasional diperoleh dari penjumlahan nilai pasar dari seluruh permintaan akhir (final demand) atas output yang dihasilakan di dalam perekonomian yang pada harga yang berlaku.Komponen pendapatan nasional dengan pendekatan metode pengeluaran adalah sebagai berikut,pengeluaran konsumen rumah tangga (C),pengeluaran investasi (I),tabungan (S),pengeluaran pemerintah untuk barang dan jasa (G), serta ekspor netto (X - M)


Sumber:

c. Memahami Masalah dan Keterbatasan Perhitungan PDBa
Semua negara di dunia menghitung PDB untuk kinerja perekonomiannya. Walaupun begitu , data PDB perlu dilihat secara hati-hati karena ada beberapa hal yang tidak dapat diakomodasikan sehingga tidak dapat menjadi satu-satunya indikator dalam menentukan tingkat kesejahteraan suatu negara .
Masalah PDB
Permasalahan PDB terletak pada pembandingan tingkat kemakmuran atau kesejahteraan suatu negara dari tahun ke tahun , akan terjadi bias jika kita salah menggunakan perhitungan PDB .
Keterbatasan Perhitungan PDB
PDB tidak memasukan memasukan transaksi yang terjadi pada “underground economy” (perekonomian bawah tanah). Perekonomian seperti sektor informal atau sektor illegal seperti penjualan narkoba , dan sektor lain yang sulit tercatat oleh negara tidak masuk dalam perhitungan PDB . Ini menyebabkan nilai PDB cenderung dapat undervalued (lebih rendah) dari yang seharusnya .
PDB tidak selalu mencerminkan ukuran kesejahteraan sosial suatu negara
PDB hanya mngukur berapa banyak output yang diproduksi di suatu negara dan bagaimana sturktur serta perkembangannya antarwaktu . Untuk mengukur kemakmuran suatu negara , PDB merupakan indikator yang cukup baik . Akan tetapi , kesejahteraan suatu negara lebih kompleks dari hanya sekedar pendapatan yang tinggi . Beberapa indikator untuk menunjukan tingkat kesejahteraan adalah tingkat pengangguran , tingkat kematian ibu dan bayi , angka harapan hidup , tingkat buta huruf , dan lain-lain perlu diperhatikan juga .
PDB tidak mencerminkan pemerataan pendapatan. Nilai PDB suatu negara tidak dapat menunjukan apakah pendapatan nasional tersebut terbagi secara merata diantara penduduknya atau tidak . Bebarapa negara mengalami ketimpangan ekonomi yang besar dengan sebagian kecil penduduk menikmati sebagian besar PDB . Beberapa indikator lain perlu digunakan untuk melengkapi data PDB yang menunjukan ketimpangan yang terjadi, salah satunya adalah Koefisien Gini.

Adapula pendapat lain :

a. Perhitungan PDB dan Analisis Kemakmuran
Perhitungan PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang tingkat kemakmuran suatu negara,dengan cara membaginya dengan jumlah penduduk.Angka tersebut dikenal sebagai angka PDB per kapita.Biasanya semakin tinggi PDB kemakmuran rakyat dianggap makin tinggi.

Kelemahan dari pendekatan diatas adalah tidak terlalu memperhatikan aspek distribusi pendapatan. Faktor utama pemicu gejalas diatas adalah masalah distribusi pendapatan.

b. Perhitungan PDB dan Masalah Kesejahteraan Sosial
Perhitungan PDB maupun PDB per kapita juga dapat digunakan untuk menganalisis tingkat kesejahteraan sosial suatu masyarakat.Umumnya ukuran tingkat kesejahteraan yang dipakai adalah tingkat pendidikan,kesehatan dan gizi,kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan yang lebih baik. Masalah mendasar dalam perhitungan PDB adalah tidak diperhatikannya dimensi nonmaterial.Sebab PDB hanya menghitung output yang dianggap memenuhi kebutuhan fisik/materi yang dapat diukur dengan nilai uang.

c. PDB Per Kapita dan Masalah Produktivitas
Sampai batas-batas tertentu,angka PDB per kapita dapat mencarminkan tingkat produktivitas suatu negara. Untuk memperoleh perbandingan produktivitas antarnegara,ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan :
1. Jumlah dan komposisi penduduk : Bila jumlah penduduk makin besar,sedangkan komposisinya sebagian besar adalah penduduk usia kerja (15-64thn) dan berpendidikan tinggi (>SLA),maka tingkat output dan produktivitasnya dapat makin baik.
2. Jumlah dan struktur kesempatan kerja : Jumlah kesempatan kerja yang makin besar memperbnyak penduduk usia kerja yang dapat terlibat dalam proses produksi.Tetapi komposisi kerja pun mempengaruhi tingkat produktifitas.
3. Faktor-faktor nonekonomi : yang tercakup dalam faktor-faktor nonekonomi antara lain etika kerja,tata nilai,faktor kebudayaan dan sejarah perkembangan.

d. Penghitungan PDB dan Kegiatan-kegiatan Ekonomi Tak Tercatat (Underground Economy)
Angka statistika PDB indonesia yang dilaporkan BPS hanya mencatat kegiatan-kegiatanekonomi formal.DInegara-negara berkembang,keterbatasan kemampuan pencatatan lebih disebabkan oleh kelemahan administratif dan struktur kegiatan ekonomi masih didominasi oleh kegiatan pertanian dan informal.


Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasional
http://www.endz4shared.co.cc/2010/05/pengertian-pendapatan-nasional.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar